Cherreads

Chapter 1 - Prologue: The Magic of the Mist and the Different Oceans

Kerlip api dan dentingan baja memenuhi udara, menciptakan simfoni kehancuran yang memekakkan telinga. Di tengah lautan yang ganas, Stygian Nyx dan armada mereka terjebak dalam pertempuran tanpa akhir. Enam belas kapal, tersebar di lautan yang bergolak, berhadapan dengan dua puluh dua kapal musuh yang lebih banyak dan lebih kuat.

Bertempur di tengah kebisingan senjata dan ledakan yang mengguncang, setiap detik terasa seperti seratus tahun. Asap hitam melayang di udara, menutupi langit yang tadinya biru, kini menjadi abu-abu, seperti pertanda dari langit yang menyesali perang ini.

Lerkov, sang Admiral, berdiri di ruang komando Stygian Nyx, matanya yang tajam menatap layar yang penuh dengan tanda peringatan. Suara mesin kapal yang meraung keras, dan dentingan metal yang berdentum di luar, seolah ingin menenggelamkan mereka dalam kegelapan yang tak terhindarkan.

"Satu per satu, mereka jatuh," bisik Shin, Letnan yang selalu menemani di sisi Lerkov. "Tapi kita tetap bertahan."

Satu per satu kapal-kapal mereka hancur, terhantam ledakan yang merobek badan kapal. Para kru yang setia berjuang hingga nafas terakhir, terhapus dalam sekejap. Namun, meskipun terdesak, mereka tak pernah mundur. Isakov, Udaloy, Sovrevmenny, Kuznetsov, dan Chapayev masih berdiri, berpegang pada harapan yang hanya tersisa di antara serpihan api dan puing-puing yang mengapung.

Lerkov menatap langit yang kian gelap. "Kita harus bertahan sedikit lebih lama," katanya dengan suara yang penuh keputusan.

Namun, tiba-tiba, tanpa peringatan, kabut yang tebal muncul. Menyelimuti armada mereka dalam kesunyian yang aneh. Semua suara perang hilang seketika, seolah dunia berhenti berputar. Hanya ada kabut, tebal dan putih, yang seakan menyelimuti semuanya. Waktu pun seperti terhenti.

Mereka tak tahu apa yang terjadi, tapi itu adalah kesempatan untuk bertahan, untuk menarik nafas di tengah kekacauan. Sejenak, kedamaian menyelimuti mereka—meskipun itu hanya ilusi.

Beberapa menit berlalu, kabut mulai memudar, dan apa yang mereka lihat di depan mata bukan lagi medan perang yang penuh darah dan api. Lautan biru yang luas membentang di hadapan mereka, memantulkan cahaya yang tak mereka kenal. Dunia ini bukanlah yang mereka kenal. Mereka bukan lagi di medan perang yang keras, tapi di tempat yang jauh lebih asing, lebih misterius.

Isakov, Udaloy, Sovrevmenny, Kuznetsov, dan Chapayev—hanya lima kapal yang tersisa. Kapal-kapal itu, yang dahulu berlumuran luka dan kehilangan, kini hanya tinggal sedikit sisa kekuatan mereka, beroperasi dengan rata-rata keadaan 60%. Tanpa tujuan jelas, mereka terdampar di sebuah dunia yang tak mereka kenal, di bawah langit yang asing, dengan angin yang membawa aroma yang tidak pernah mereka cium sebelumnya.

Admiral Lerkov berdiri diam, menatap horizon yang tak terbatas. "Apa yang terjadi?" tanyanya dalam hati, namun tak ada yang bisa menjawab.

Hanya kabut yang tersisa, membungkus mereka dalam misteri yang lebih besar dari sekadar perang. Svora telah memanggil, dan mereka, dengan luka dan kelelahan yang menggerogoti, terpaksa mengikuti takdir baru yang telah dituliskan di sana—di dunia yang tidak mereka pahami, namun harus mereka hadapi.

More Chapters