Cherreads

Chapter 3 - Chapter 2: Tension in the Midst of Peace

Langit di atas Isakov tampak tenang. Awan putih melayang pelan, dan lautan di sekitar kapal seperti kaca—sunyi, tanpa ombak. Tapi di dalam ruang komando, suasana jauh dari kata damai.

Lerkov dan Shin berdiri di depan layar holografik yang mulai menyala redup, memancarkan data yang tersisa dari sistem yang belum pulih sempurna.

"Stok bahan bakar 62%. Persenjataan utama masih berfungsi, tapi reload lambat. Sistem pertahanan otomatis masih rusak total," laporan Shin tanpa ekspresi, meski nada suaranya menunjukkan kekhawatiran.

Lerkov menyilangkan tangan, matanya menyapu data yang ditampilkan. "Kita belum tahu berapa lama kita akan berada di dunia ini. Kita harus anggap ini permanen… Bangun rantai komando antar fleet, dan mulai data mapping wilayah," ujarnya serius.

Shin mengangguk. "Dan Nilan?"

Lerkov melirik ke belakang. "Dia butuh waktu. Tapi dia harus belajar cepat. Dunia ini tidak seperti sebelumnya."

Namun saat itu, pintu ruang komando terbuka dengan whoosh pelan. Nilan muncul dengan rambut agak berantakan dan ekspresi bosan. Ia berjalan pelan, mendekat ke arah dua petinggi yang sibuk dengan strategi.

"Yaa ampuuun kak Her, serius banget sih…" gumam Nilan sambil bersandar ke meja radar. "Di luar tuh sepiii banget. Gak ada ledakan, gak ada tembakan, bahkan gak ada burung. Masa kita gak bisa santai sebentar aja sih?"

Shin hanya melirik sebentar, lalu kembali ke layar. Lerkov, dengan wajah tanpa ekspresi, tetap fokus—sampai Nilan mulai mendorong-dorong lengannya pelan.

"Hey, hey... Kak Her, liat nih aku bisa jadi periskop!" katanya sambil mengangkat tangan ke atas kepala membentuk bulatan lucu.

Lerkov menghela napas. "Nilan…"

"Tuh kaaan, ngerespon juga akhirnya! Hahaha—"

Namun sebelum tawa Nilan berlanjut, salah satu operator radar berdiri mendadak. Suaranya terdengar cemas.

"Admiral, radar mendeteksi gerakan… besar… dari arah tenggara. Kecepatan… tinggi. Ukurannya… bukan kapal," katanya panik.

Shin langsung bergerak ke sisi operator. "Perbesar tampilan sonar!"

Layar menampilkan siluet besar yang bergerak di bawah permukaan laut, panjang, meliuk, dan bergerak seperti ular. Tapi terlalu besar... jauh terlalu besar.

"Makhluk laut?" gumam Lerkov.

Operator menelan ludah. "Tapi... suhu tubuhnya di bawah normal. Tidak seperti organisme biasa."

Tiba-tiba layar memperjelas bentuknya. Tampak sisik hitam keunguan berkilau, dan mata merah menyala dari dalam bayangannya.

Abyssal Serpent.

Makhluk laut raksasa dari kedalaman dunia Svora. Ular laut yang membawa kehancuran dalam bisikannya. Panjangnya puluhan meter, gerakannya seperti air hidup, dan aura dinginnya menusuk ke jantung setiap kru yang melihatnya.

Nilan terdiam. Wajahnya yang tadinya ceria berubah pucat. "Itu… bukan ikan kan?"

Lerkov menatap layar, lalu memberi perintah singkat.

"Status siaga satu. Aktifkan seluruh sistem pertahanan manual. Jangan lepaskan satu torpedo pun sampai aku bilang."

Shin langsung bergerak. "Semua kru ke posisi tempur!"

Lautan yang tadinya tenang… kini menyembunyikan teror pertamanya.

More Chapters