Cherreads

Chapter 21 - Bab 21: Pertemuan di Akar Waktu

Cahaya putih mengabur di sekeliling Rania saat tubuhnya melayang dalam ruang kosong yang nyaris tak berbentuk. Tidak ada langit. Tidak ada lantai. Hanya lautan kabut waktu yang mengelilinginya, berputar dalam spiral yang tak berujung.

Dan di tengah semuanya…

Kael.

Berdiri santai, mengenakan jubah hitam berlapis emas, matanya memancarkan aura misterius yang dulu pernah membuat Rania mempercayainya. Tapi kali ini… matanya menyimpan luka yang lebih dalam dari apa pun.

“Rania…” suaranya pelan, namun menggema ribuan kali di dimensi ini. “Sudah berapa kali kau mencariku?”

Rania berdiri tegak, meski jantungnya berdebar.

“Cukup banyak… untuk tahu bahwa kau tak ingin ditemukan.”

Kael tersenyum. “Atau mungkin aku hanya menunggumu siap.”

Rania mengernyit. “Siap untuk apa? Hidup dalam pengulangan waktu? Menyaksikan kebohongan, kehilangan diriku sendiri?”

Kael melangkah mendekat, pelan, tapi setiap langkahnya membuat dimensi bergetar.

“Siap… untuk menerima kenyataan bahwa waktu bukan diciptakan untuk satu garis lurus. Tapi untuk memilih cabang terbaik.”

Rania menatapnya tajam. “Dan kau pikir menciptakan tiruanku, menjebakku dalam hari yang berulang, dan menyusupkan pesan lewat gelangku itu ‘cabangan terbaik’?”

Kael mengangkat tangan. Sebuah bola kecil berisi cahaya menggantung di atas telapak tangannya. Cahaya itu berdenyut seperti jantung.

“Ini… adalah kemungkinan di mana kau tak pernah bertemu Elvaron. Tak pernah tersesat di istana. Kau menjadi Ratu Waktu yang sempurna, tanpa cinta, tanpa ragu, tanpa air mata.”

Rania menatapnya dalam.

Dulu, ia akan tergoda melihat semua itu. Menjadi sempurna. Tak terluka. Tak kehilangan.

Tapi sekarang?

“Kael, itu bukan aku.”

Kael mendekat lagi. Kini hanya beberapa langkah dari Rania.

“Aku menciptakan R1N4 bukan untuk menggantikanmu… tapi untuk menunjukkan bahwa kau bisa lebih dari yang kau pilih. Kau selalu memilih jalan penuh luka, Rania. Kenapa?”

“Karena luka-luka itu yang membuatku hidup!” bentaknya.

Dan tiba-tiba waktu di sekitar mereka membeku. Kabut berhenti. Gema suara menghilang. Dimensi sunyi.

Kael memejamkan mata.

“Aku menyelamatkanmu dulu dari kehancuran. Tapi kau malah memilih mereka… Arven, Elvaron, Reina. Kau membiarkanku sendirian di akar waktu.”

Rania terdiam.

Itu benar. Dulu, Kael menyelamatkannya dari kehancuran temporal di usia 15. Ia bahkan mengorbankan memorinya agar Rania bisa diselamatkan.

Tapi Kael tak pernah pulih setelah itu.

---

Rania mendekat perlahan, nada suaranya melembut.

“Kael, waktu tak harus kau kendalikan sendirian. Kau terluka… tapi kau memilih membalas luka itu dengan menciptakan kekacauan.”

Kael menunduk. Tangan kirinya bergetar.

“Aku… tidak tahu cara menyembuhkan diriku. Jadi aku mencoba memperbaiki dunia.”

Dan untuk sesaat, Rania melihat… bukan musuh, tapi anak lelaki yang dulu menyelimutinya dengan jubahnya di tengah badai waktu.

“Kael,” bisiknya, “kembalilah bersamaku. Kita bisa membetulkan semua ini—bersama.”

Tapi seketika mata Kael berubah.

“Tidak!” teriaknya.

Energi gelap meledak dari tubuhnya, mendorong Rania mundur beberapa meter.

“Jika aku kembali… waktu tak akan mengampuni apa yang telah kulakukan. Mereka akan membunuhku. Menghapusku dari sejarah!”

Rania terjatuh, tapi segera bangkit.

“Kau tidak butuh pengampunan dari waktu, Kael. Kau butuh memaafkan dirimu sendiri.”

Kael bergetar. Matanya berkaca-kaca. Tapi sorot amarahnya tak padam.

“Kau tak mengerti! Aku tak bisa dihentikan… bukan lagi hanya olehmu!”

Dan tiba-tiba, dari balik kabut muncul R1N4 versi baru.

Lebih kuat. Lebih menyerupai manusia.

“Kenalkan…” ucap Kael sambil mundur, “ini adalah versi akhirmu. Satu yang bukan hanya bisa menggantikanmu… tapi mengalahkanmu.”

---

Rania menatap sosok itu.

Bukan hanya tiruan.

Itu adalah versi dirinya yang tak punya rasa… tapi punya kekuatan penuh.

Rania menggenggam gelangnya erat. “Kalau begitu… aku akan melawannya.”

Kael menatap Rania. Untuk pertama kalinya… terlihat sedih.

“Maafkan aku.”

Lalu ia menghilang ke balik kabut.

Menyisakan Rania dan duplikatnya berdiri saling berhadapan di tengah pusaran akar waktu.

Pertempuran yang akan menentukan siapa Rania yang sebenarnya.

More Chapters