Cherreads

Chapter 12 - Bab 12: Antara Menyelamatkan atau Dihancurkan

Langkah kaki Rania bergema di lorong batu yang sepi. Gelang waktu di pergelangannya terus berdetak cepat—seperti sedang memanggil, atau memperingatkan.

Tik. Tak. Tik. Tak.

Suaranya terdengar lebih keras dari biasanya, seolah ada sesuatu yang sedang bergerak… atau mendekat.

Kael.

---

Di ruang utama istana, Dewan Waktu berkumpul. Master Erthyn berdiri di tengah, membawa kabar yang tak ingin didengar siapa pun.

“Kael berhasil membobol batas dimensi tengah. Ia sekarang berada di Retakan Tertutup—wilayah tanpa hukum waktu. Jika ia tetap di sana lebih dari satu hari, ia bisa menyerap energi gerbang pusat, dan... mengubah urutan waktu sesuka hati.”

“Dan kalau ia kembali ke masa depan?” tanya Elvaron tajam.

“Dengan kekuatan penuh… dia bisa menghapus Auralis dari sejarah,” jawab Erthyn dingin.

Arven menatap Rania. “Kau satu-satunya yang bisa menghentikannya. Gelangmu adalah kunci penutup.”

“Tapi... aku bahkan belum tahu siapa sebenarnya diriku sepenuhnya,” bisik Rania, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri.

---

Sore itu, Rania berdiri di balkon tertinggi, angin membelai rambut panjangnya. Ia mencoba mengingat semua—tentang Kael, tentang Arven, tentang Elvaron… dan tentang dirinya sendiri yang dulu.

> “Kita akan selamatkan waktu, Rania. Bersama.”

— suara dalam proyeksi waktu itu terngiang lagi.

Tapi saat mengingat kata-kata Arven…

> “Kalau kau memilih Kael, aku akan tetap melindungimu…”

Dan ucapan Elvaron…

> “Kau dan negeri ini… sama berharganya.”

Hatinya tidak lagi sekadar bingung.

Hatinya... terbelah.

---

Menjelang malam, Rania membuat keputusan.

“Aku akan masuk ke Retakan Tertutup,” ucapnya.

Arven langsung berdiri. “Sendiri? Tidak! Itu terlalu berisiko.”

“Aku yang Kael cari. Dia hanya akan bicara padaku.”

Elvaron maju, suaranya tenang tapi tajam. “Setidaknya biarkan aku ikut mengawasi dari jarak aman. Jika terjadi sesuatu—”

“Tidak,” potong Rania. “Jika aku tidak belajar menghadapi ini sendiri... aku tidak akan pernah menemukan siapa aku sebenarnya.”

Semua terdiam.

Master Erthyn akhirnya bicara. “Kalau begitu, kita buka celah dimensi kecil. Tapi ingat, waktu hanya akan memberimu dua jam. Lewat dari itu… kau bisa terjebak selamanya.”

---

Beberapa saat kemudian, Rania berdiri di depan lingkaran cahaya yang perlahan terbuka. Di baliknya, terlihat sebuah dunia kelam, remang, dan hening. Warna-warnanya seperti patahan kaca: perak, hitam, dan ungu.

Retakan Tertutup.

Dengan satu napas dalam, Rania melangkah masuk.

Dan segalanya langsung berubah.

Udara dingin menyambutnya, dan dunia seolah bergema… namun tanpa suara. Bayangan bangunan runtuh, langit terbelah, dan jam-jam besar menggantung di langit tanpa arah.

Lalu ia melihatnya.

Kael.

Berdiri sendirian di tengah dunia yang mati, mengenakan jaket hitam panjang, matanya… penuh luka.

“Kau datang,” katanya lirih.

Rania menatapnya lama. “Untuk menyelamatkanmu… atau menghentikanmu.”

Kael tersenyum tipis. “Atau... kau datang karena kau masih mencintaiku.”

“Bukan itu yang penting sekarang,” jawab Rania tegas, meski hatinya bergetar.

Kael mendekat, menatap matanya dalam-dalam. “Dunia yang ini… rusak, Rania. Tapi kita bisa membangun dunia baru. Kau dan aku. Bersama.”

Ia mengulurkan tangan.

“Cukup satu langkah, dan kita bisa menulis ulang segalanya.”

Rania menatapnya.

Kemudian… menatap gelang di tangannya.

Jarum jamnya kini berputar ke dua arah sekaligus.

Masa depan dan masa lalu…

Namun di lubuk hatinya, ia sadar—masa depan yang sejati tidak bisa ditulis ulang.

Tapi harus dihadapi.

---

“Aku di sini bukan untuk kabur dari waktu, Kael,” ucapnya lirih. “Aku di sini… untuk menghentikanmu.”

Dan gelangnya menyala terang.

Sebuah ledakan cahaya biru memenuhi ruangan. Kael terkejut. Rania menekan simbol pusat di gelangnya. Portal ke Auralis terbuka… dan tubuh Kael terlempar mundur.

“Rania—jangan! Kita bisa bahagia!”

Tapi Rania telah melompat ke dalam cahaya.

Dan menutup portal.

Tepat saat waktu di gelangnya menunjukkan…

01:59:59

More Chapters