Nama Storm sebagai tuan Rem semakin populer dikalangan desa Flungle. Terutama para wanita juga gadis desa, mereka semua berusaha menarik perhatiannya dengan berbagai cara.
Namun dibalik itu semua ada pemuda serigala hanya bisa menyimpan kebenciannya kepada Rem Scraster.
Dia telah merebut apa yang dia inginkan, yakni Carol Fyct si gadis rubah terkenal akan kecantikan dan keramahan hatinya.
"Bagaimana ini tuan Eltypo? Tuan Rem sudah merebut wanita 2 yang kita sukai?"...
Dua bawahan setianya, Wildses Ciosnesy pemuda Hyena dan Lars Uvgrys pemuda Macan Malam juga marah sebab gadis yang mereka sukai ikut tergila gila kepada tuan Rem.
"Aku juga tidak tahu...
"Kalau kita berbuat memberinya pelajaran maka kita bisa terusir dari desa ini?"
Eltypo bukanlah pemuda serigala bodoh seperti yang dibayangkan.
Sebagai pemuda serigala, jelas saja sifatnya semacam serigala yang terkenal akan kelicikannya dalam siasat memburu mangsanya.
Namun sekali lagi Eltypo bimbang, bukan berarti dia takut terhadap tuan Rem yang begitu dihormati oleh penduduk desa bahkan petinggi desa Flungle itu sendiri.
Akan tetapi resiko besar jika dia melakukan pembunuhan terhadapnya, hukuman paling berat ialah diusir dari desa.
"Meski begitu aku tak yakin bisa menang melawan tuan Rem?"
Eltypo kembali merenung.
Setelah menyaksikan langsung bagaiman tuan Rem menundukkan langit dengan mudahnya disiang hari itu.
Bukankah dia sama saja membangunkan seekor singa yang tertidur?
Berurusan dengan orang sekuat tuan Rem hanya akan berakhir gagal saja.
Eltypo berbaring dipos desa dengan wajah bingung karena pusing mencari cara mengalahkan tuan Rem tanpa perlu kekerasan fisik.
Wildses dengan hormat pada temannya itu menyampaikan idenya.
"Mengapa kita tidak memberinya racun mematikan saja? Bukankah itu lebih baik daripada menantangnya secara langsung?"...
Eltypo dan Lars saling pandang satu sama lain lalu keduanya mengangguk.
"Percuma saja Wildses...
"Racun tak akan bisa menumbangkan tuan Rem dengan mudahnya?"
Eltypo kembeli menenangkan dirinya memikirkan pikirannya yang terasa pusing sekali.
Mana mungkin orang sekuat itu harus koma apalagi mati terkena racun mematikan. Bahkan langit saja bertekuk lutut kepadanya.
Saran dari Wildses harus diakui cerdik tetapi percuma saja.
"Benar apa yang dikatakan oleh tuan Eltypo, tuan Rem juga pasti tahan racun?"...
Lars mengngguk membenarkan perkataan temannya itu yang menurutnya ada benarnya.
Sebuah lelucon bagi seorang manusia sekuat itu mampu terkena racun yang menggerogoti tubuhnya.
Itu hanyalah sia sia saja juga membuang waktu luang saja jika melakukannya.
"Carol? Kamu juga tak seperti dulu, kamu mendadak berubah setelah kemunculan tuan Rem!"...
Dalam kebenciannya terhadap tuan Rem, Eltypo sadar dia tak akan pernah bisa mengalahkannya. Namun Eltypo hanya bisa berharap bahwa Carol mau melerik perjuangannya.
Dia merasa sedih sebab gadis yang hampir dekat bersamanya saat ini tak lagi menghiraukannya.
"Aku tak akan menyerah mendapatkan hatimu, Carol Fyct...
"Aku akan tetap berusaha meski sebenarnya aku tak berani menyinggung tuan Rem!"...
Dalam hatinya yang begitu gelisah ini, Eltypo mengingat momen kebersamaan mereka meski hanya sebentar saja.
"Jangan sedih tuan Eltypo, kami juga memahami keadaanmu!"
Wildses dan Lars menyemangati teman mereka yang galau itu.
Mereka juga tak kalah sedihnya saat melihat gadis cantik yang disukai harus jatuh hati kepada tuan Rem.
Wildses dan Lars sadar siapa itu tuan Rem?
Dia orang yang begitu kuat sekali, mana berani keduanya terang terangan memarahi atas kelancangannya.
Meski sebenarnya tuan Rem sangatlah dingin dan tak merespon semua gadis desa Flungle. Sebab bagaimanapun juga dia termasuk orang yang misterius sekali.
"Saat ini kita semua hanya bisa berharap tuan Rem mengacuhkan mereka semua...
"Sebab hanya itu jalan yang bisa kita pilih!"
Eltypo tahu seberapa besar resiko jika berurusan dengannya itu.
Maka pilihan terbaik saat ini adalah harapan.
Harapan agar wanita yang mereka sukai ditolak olehnya. Dengan begitu mereka bertiga lega, setidaknya tuan Rem bukanlah pemuda nakal seperti awal dugaan mereka semua.