Setelah berfikir ulang sebanyak dua kali, akhirnya penduduk desa setuju dengan tawaran dari tuan Rem setelah melihat langsung elemen esnya itu.
Begitupun Hersy, Glisz, dan Baron ketiganya yang mewakili petinggi desa dengan senang hati menerimanya.
"Kami mengandalkanmu anak muda!"
Glizs menepuk pundak tuan Rem dengan bangga karena dia terbilang kuat untuk seorang pemuda gagah seperti dirinya itu.
"Dengan bantuanmu maka kami bisa memberi waktu mengumpulkan hasil panen tanpa takut dikejar waktu!"
Kepala desa Hersy tak kalah senangnya dan meminta pelayan menyajikan berbagai makanan kepada tamu berharga itu.
"Maaf atas kelancangan saya tadi tuan Rem!"
Baron meletakkan satu tangan didadanya sebagai permintaan maafnya karena memandang rendah sosok mengerikan itu.
"Baiklah, aku sama sekali tidak memperdulikannya!"
Storm cuek, dia memilih meminum Wine (Minuman Anggur beralkohol), dengan santainya.
Para pelayan desa maupun gadis gadis desa berebut mencari perhatian kepada tuan Rem.
Bahkan diatas meja bundar, tempat dimana rapat berlangsung gelas kaca Wine berjejer rapi didepan Storm.
Semua orang hanya bisa menggelengkan kepalanya saja saat melihat putri putri mereka berebut perhatian tuan Rem.
"Ini silahkan diminum tuan! Wine buatan saya enak tuan, mohon dicoba!"
"Minuman Wine saya jauh lebih enak tuan, silahkan dinikmati!"
"Minumlah Wine buatan saya tuan!"
"Ini tuan ambillah!"
"Ini tuan! Ini tuan!"
Storm menutup kedua kupingnya dengan pusing mendengar dia disebut oleh banyak pelayan juga gadis 2 yang cantik itu.
Sebagai tamu yang baik, mau tidak mau Storm harus menghabiskan semua Wine yang berjejer rapi diatas meja bundar hingga tumbang dalam perut yang kembung.
Storm terkapar ditempatnya dengan mulut berbusa, dia menghabiskan setidaknya 200 lebih Wine baik gelas besar juga kecil.
"Sialan, betapa bodohnya aku!"
Storm' mengutuk dirinya sendiri karena menghabiskan banyak Wine hingga terkapar lemah dikursinya.
"Hihihi, tuan Rem memang orang yang baik hati!"
Rapat kembali berlanjut meski Rem dalam keadaan seperti itu. Para pelayan dan gadis desa terkekeh lucu melihat tuan Rem yang tumbang itu.
Mereka senang karena Wine buatan mereka dinikmati baik olehnya meskipun harus terkapar lemah seperti itu.