Cherreads

Chapter 119 - Bukan Darah, Juga Air

Ada sesuatu yang tinggal di dadaku,

Berjalan pelan, tapi meninggalkan jejak bara.

Ia tidak punya nama,

Yang jelas, ia suka mengiris pelan sambil tertawa.

Ia menulis di kulitku dengan tinta berjenia pedih.

Menggoreskan kalimat yang tidak ingin kubaca.

Tangannya dingin,

Membuatku jatuh di pelukan yang pura-pura ada.

Disulap jadi tali gantung, menggodaku untuk berayun di ujung rasa.

Ia bilang aku kuat,

Tapi ia tarik talinya perlahan, biar aku remuk tanpa suara.

Seseorang menabur bunga di mataku, membutakanku pada paku yang ia tanam.

Ia menari di atas debu yang kutelan, membiarkanku terseret dalam bayang yang kelam.

Aku digandeng oleh tangan beraroma madu,

Katanya aku tujuan,

Tapi diam-diam ia membawaku ke dalam jurang semu.

Menjatuhkan, membiarkan aku pecah dalam diam.

Ada sesuatu yang tinggal di dadaku,

Berjalan pelan, tapi meninggalkan jejak bara,

Ia tidak punya nama, tidak perlu kutahu,

Yang jelas, ia suka mengiris pelan sambil tertawa.

Ia menulis di kulitku dengan tinta pedih,

Menggoreskan kalimat yang tidak pernah ingin kubaca,

Tangannya dingin, bisiknya licik,

Membuatku jatuh di pelukan yang pura-pura ada.

Harapan disulap jadi tali gantung,

Menggoda aku untuk berayun di ujung rasa,

Ia bilang aku kuat, ia bilang aku agung,

Tapi ia tarik talinya perlahan, biar aku remuk tanpa suara.

Seseorang menabur bunga di mataku,

Membutakanku pada paku yang ia tanam,

Ia menari di atas debu yang kutelan,

Membiarkanku terseret dalam bayang yang kelam.

Aku digandeng oleh tangan beraroma madu,

Katanya aku rumah, katanya aku tujuan,

Tapi diam-diam ia membawaku ke jurang semu,

Menjatuhkan, membiarkan aku pecah dalam diam.

Hari ini, aku tidak butuh nama,

Aku tahu rasa ini menggerogoti perlahan,

Ia tidak berteriak, ia tidak berbicara,

Tapi ia menamparku dengan kenyataan.

Ada yang mengalir di nadiku seperti pasir,

Mengeringkan yang dulu mekar,

Bukan darah, bukan air,

Tapi sesuatu yang membuatku membatu dan terbakar.

Ia tidak berteriak, ia tidak berbicara,

Tapi ia menamparku dengan kenyataan.

Ada yang mengalir di nadiku seperti pasir, mengeringkan yang dulu sempat mekar.

Bukan darah, bukan air. Tapi sesuatu yang membuatku membatu dan terbakar.

More Chapters