"Selamat datang para tamu..."
"Pft.. hahaha... bocah kecil, dia terlihat sepantaran dengan Nataly." Aldric tidak bisa menahan tawanya menunjuk di balik pintu, seorang gadis kecil bersayap warna warni, yang saat ini sedang menatap sebal ke arahnya.
Brakk... Suara pintu ditutup dengan keras.
"Aduh Peri kecil, tolong jangan marah... Apa yang kau lakukan, Aldric!" kelima gadis seketika sibuk mengetuk-ngetuk pintu dan membujuk peri kecil itu, Andrew dan Nataly hanya berdiri diam menatapi Aldric yang saat ini sudah kehilangan tawanya. "Dasar bodoh!" maki mereka dalam hati.
"Bagaimana ini, kalau begini kita tidak akan bisa keluar dari sini!" ucap mereka melihat ke sekeliling tak, menemukan jalan keluar lain disini, mereka semua muncul dari dalam air, tapi jika mereka kembali melompat ke air, mereka bahkan tidak bisa mengetahui dengan jelas seberapa dalam air itu, kalaupun bisa keluar, orang-orang yang mengejar mereka tadi pasti sudah menunggu untuk menyerang, mereka masih terlalu lelah untuk melakukan perkelahian.
"M-maksudku, kau imut seperti Nataly. Aku baru pertama kali melihat peri, dan ternyata begitu imut..." Aldric tidak terlalu berharap perkataannya bekerja, anak kecil biasanya cukup angkuh, tidak tau dengan peri kecil satu ini.
Clack... pintu perlahan kembali terbuka, muncul kembali peri kecil itu dari balik pintu dengan wajah malu-malu.
"...Silahkan masuk para tamu..." pintu terbuka lebar, kini nampak cukup jelas bagian dalam dari balik pintu itu. ruangan dengan dominasi warna merah muda dan ungu, banyak bunga merambat kecil berwarna-warni dengan kunang-kunang berkelap-kelip seperti cahaya bintang.
"Kalian suka bermain?" tiba-tiba peri kecil itu berucap dengan mata yang berbinar.
"Itu... tentu saja!"
Prokk... peri kecil itu bertepuk tangan dengan semangat.
"Bagus sekali, kalau begitu kita akan segera mulai bermain ya... kalau berhasil ada hadiahnya lho..." mereka belum sempat berpikir peri kecil itu sudah menjentikkan jarinya, membuat mereka semua jatuh tertidur.
"Ini akan menyenangkan!"
...
"Kau bermain-main lagi, waktu itu kau juga melakukannya pada kami, bukan!" Andrew yang tetap terjaga menatap peri itu yang jauh lebih pendek darinya, namun sedikit lebih tinggi daripada Nataly.
"Ini kan hanya permainan saja, tidak ada yang gratis di dunia ini!" peri kecil itu tertawa senang, tak acuh terhadap omelan Andrew dan Nataly. permainan ini bukan hanya permainan kecil biasa, kalau mereka gagal mereka semua bisa saja terjerembab di dalam ruang kosong itu untuk selamanya, dalam permainan ini yang harus mereka lawan bukanlah musuh, melainkan perasaan mereka sendiri.
"Kalau mereka gagal tarik mereka keluar, ya! Aku masih butuh pergi dengan mereka." Andrew tidak berharap mereka gagal, tapi dulu dia bahkan hampir gagal di detik terakhir.
"Kau ini berharap mereka gagal, ya? Mereka akan berhasil, aku hanya mengetes seberapa lama mereka akan bertahan. lagi pula hadiah yang kuberikan juga bukan main-main, kau ingat cincin aura itu kan, berkat itu kau bisa hidup sampai sekarang!" Andrew mendengus melipat tangannya, cincin aura itu bukanlah pemberian orang tuanya, melainkan hadiah permainan konyol dari peri kecil ini, para manusia itu tidak cukup hebat untuk membuat cincin aura yang bahkan bisa mengelabuhi indra penciuman demon master seperti Brancon, naga hijau bertanduk merah.
...
Di ruangan yang serba putih, Suzy terbangun tanpa melihat apapun di sekitarnya, sampai seberkas cahaya paling terang muncul, dan ada sebuah gambaran ingatan yang muncul dari sana.
"Hari ini kau masuk tk, bagaimana perasaanmu?" air mata Suzy tanpa sadar menetes, dia saat ini berada di gang depan jalan rumahnya, dia melihat dirinya yang berumur enam tahun dengan senang menggandeng tangan ibunya yang masih terlihat cantik kala itu.
"Tentu saja senang dong, setelah pandai membaca, aku akan membacakan sebuah puisi indah, untuk ibu!" Suzy tanpa tersenyum, kenangan saat ia masih menjadi manusia begitu membekas di hatinya,
"Apa keinginan ibu?" Suzy seketika tersentak, adegan setelah itu tergambar jelas di kepalanya.
"Ibu tidak ingin apa-apa."
"Kenapa begitu, di sana ada bunga cantik yang tumbuh, akan kuambilkan untuk ibu!" tidak... Suzy berusaha menghentikannya, tapi dia tidak bisa melakukan apapun, "Suzy hati-hati ada mobil..."
"IBU....JANGAN... pergi ke sana..."
Brukk...