# Bab 3: Rahasia Permata Sihir
Setelah mengalahkan penyihir jahat tersebut, Aulia merasa bahwa ia telah melakukan sesuatu yang baik. Ia merasa bahwa ia telah menggunakan kekuatan sihirnya untuk kebaikan.
Namun, Aulia masih memiliki banyak pertanyaan tentang permata sihir tersebut. Ia ingin tahu apa rahasia di balik permata tersebut dan bagaimana ia dapat menggunakan kekuatan sihirnya untuk kebaikan.
Aulia memutuskan untuk mengunjungi Kyai Ahmad dan menanyakan tentang rahasia permata sihir tersebut. Kyai Ahmad menyambut Aulia dengan hangat dan memuji Aulia karena telah menggunakan kekuatan sihirnya untuk kebaikan.
"Permata sihir tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar.Namun, jika disalah gunakan maka akan ada dampak negatif yang kurang baik bagi pengguna tersebut," kata Kyai Ahmad. "Ia dapat digunakan untuk melindungi ,menghancurkan ,dan menyembuhkan, namun ia juga dapat digunakan untuk kejahatan."
"Apa rahasia di balik permata tersebut?" tanya Aulia.
"Rahasia di balik permata tersebut adalah bahwa ia memiliki kekuatan untuk menghubungkan diri dengan alam semesta," kata Kyai Ahmad. "Ia dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan makhluk-makhluk lain di alam semesta."
Aulia terkejut. Ia tidak tahu bahwa permata sihir tersebut memiliki kekuatan yang begitu besar.
"Bagaimana saya dapat menggunakan kekuatan sihirnya untuk kebaikan?" tanya Aulia.
"Kamu harus belajar tentang kekuatan sihirnya dan bagaimana menggunakannya dengan bijak," kata Kyai Ahmad. "Kamu juga harus berhati-hati, karena ada orang yang ingin merebut permata tersebut dari kamu."
Aulia merasa bahwa ia telah memahami rahasia di balik permata sihir tersebut. Ia merasa bahwa ia telah siap untuk menggunakan kekuatan sihirnya untuk melindungi desa dan penduduk warganya.
Namun, Aulia tidak tahu bahwa ada bahaya yang mengancamnya. Seorang musuh yang kuat sedang menuju ke desa Aulia. Musuh tersebut ingin merebut permata sihir tersebut dan menggunakan kekuatan sihirnya untuk kejahatan.
Aulia harus menggunakan kekuatan sihirnya dan kecerdasannya untuk melindungi diri dan desanya dari musuh tersebut. Ia harus berhati-hati dan berani untuk menghadapi bahaya yang mengancamnya.